Senin, 08 Desember 2014

membuat autotext dan autocorrect

Auto Text

Pada microsoft word 2007 atau versi sebelumnya terdapat fasilitas untuk membuat auto text dan auto correct. dimana fungsi ini digunakan jika penggunakan kalimat tersebut di pakai dalam dokumen secara berulang-ulang sehingga kita tidak perlu mengetikkan kalimat tersebut sebanyak yang kita butuhkan dalam sebuah dokumen, sehingga kita cukup mengetikkan nama auto text atau auto correctnya saja.

Untuk membuat Auto Text :
1. Ketikkan terlebih dahulu kalimat yang akan disimpan dengan nama lain (nama singkatan)
2. Pilih kalimat tersebut dan tekan tombol ALT+F3 maka akan tampil seperti gambar di bawah :

MEMBUAT AUTO TEXT DAN AUTO CORRECT


3. Pada kolom Name : (ketikkan nama singkatan dari kalimat tersebut atau nama auto text), pemberian nama terserah anda
4. Klik tombol Ok
5. Untuk menyisipkan kalimat tersebut pada dokumen, letakkan kursor pada dokumen atau diantara kalimat yang akan disisipkan kalimat tersebut, dan silahkan anda ketik Nama autotext yang barusan dibuat dan tekan tombol F3

Auto Correct

Auto Correct hampir sama dengan auto text yang membedakan adalah pada auto correct dapat menyimpan kalimat yang ada format teksnya.
Untuk membuat Auto Correct :
1. Ketikkan terlebih dahulu kalimat yang akan disimpan dengan nama lain (nama singkatan)
2. Klik tombol Office dan klik tombol Word Option dan pilih menu Proofing, maka akan tampil seperti dibawah :
MEMBUAT AUTO TEXT DAN AUTO CORRECT

3. kemudian klik tombol Auto Correct Options maka akan tampil :

MEMBUAT AUTO TEXT DAN AUTO CORRECT

4. Pada kolom Replace (ketikkan nama Auto Correct atau nama singkatnya terserah anda masing-masing) 
    keterangan dari Option :
    - Plain text yaitu jika pada kalimat terdapat format teks misalkan cetak tebal maka format cetak   tebal akan diabaikan (dihilangkan)
    - Formatted Text yaitu jika pada kalimat terdapat format teks misalkan cetak tebal maka format cetak tebal akan diikutsertakan.
5. untuk menampilkan hasilnya silahkan anda ketik nama auto correct dan tekan tombol spasi
Sampai disini dulu materi yang saya buat semoga bermanfaat bagi semua orang. 
Selamat mencoba  semoga sukses, dan semoga artikel ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca semua.

Rabu, 29 Oktober 2014

Membuat Laporan Percobaan/Praktikum untuk SMA

Buat teman-teman yang bingung dalam menyusun/membuat laporan percobaan/praktikum saat setelah melakukan percobaan, mungkin bisa disimak uraian berikut ini:

Laporan Praktikum dapat memuat
Cover
Judul Percobaan
I. Tujuan Percobaan
II. Dasar Teori / Tinjauan Pustaka
III. Metode Percobaan
  - Alat dan Bahan
  - Cara Kerja
IV. Hasil dan Pembahasan
  - Hasil Percobaan
  - Pembahasan
V. Kesimpulan
VI. Daftar Pustaka
VII. Lampiran


Judul:
- Label, bukan kalimat
- "apa" yang diteliti
- "straight to the point"

contoh: Laju Fotosintesis pada Tanaman, Simpanan Amilum pada Daun, dll

Tujuan Percobaan:
- Disesuaikan dengan praktikum yang dilakukan
- Ditulis dalam bentuk point

Tinjauan Pustaka
- Berupa pernyataan, teori, hasil penelitian sebelumnya, dan atau fakta yang dapat mendukung pembahasan untuk menyimpulkan hasil percobaan 
- Jangan lupa diberi sitasi: (Nama belakang, tahun) contoh: (Budiherlando, 2015) semakin baru tahun sitasinya, semakin baik
- Bukan dari kliping bahasa Indonesia ataupun kliping terjemahan, apalagi dari artikel lepas, tetapi dari hasil membaca referensi, baik buku mauoun jurnal penelitian
- Jangan terlalu meluas
- Antar kalimat dan antar paragraf berhubungan  dan membentuk kesatuan
- Gunakan kalimat baku yang sesuai EYD
-diakhir Tipus diberi "alasan" mengapa percobaan/praktikum dilakukan

Contoh: praktikum "Laju Fotosintesis pada Tanaman", tipusnya memuat: 1)Pengertian Fotosintesis (MH yang mampu melakukan fotosintesis, mekanisme, reaksi, dll); 2) Faktor yang mempengaruhi fotosintesis; 3)Uji hasil fotosintesis (tandanya terjadi fotosintesis, uji yng digunakan, alasan); 4)dan lain-lain

Metode Percobaan
-Alat dan bahan 
 Ditulis dalam bentuk paragraf, dituliskan fungsi alat dan bahan
- Cara Kerja
 Ditulis dalam bentuk paragraf pasif

Hasil dan Pembahasan
-Hasil Percobaan
  Merupakan tabel, grafik, diagram, ataupun gambar, diberi judul (Grafik 1: Hubungan antara umur jangkrik dengan banyaknya konsumsi oksigen), kalau berupa grafik jangan lupa dilampirkan arti dari sumbu X dan sumbu Y
 Merupakan data matang (hasil olahan, hasil perhitungan), jangan data mentah hasil percobaan dimasukkan bulat-bulat kedalam hasil percobaan, data mentah dilampirkan dalam lampiran diakhir laporan

-Pembahasan
Bagian paling penting dari laporan, jantung hati laporan yaa dipembahasan :D
Jangan mengulang metode praktikum dipembahasan!! cukup memuat fungsi perlakuan dan bahan, perubahan-perubaahn yang terjadi, reaksi yang terjadi selama percobaan 
Pengaruh lingkungan terhadap percobaan (misalnya pengaruh konsentrasi, suhu, kepekatan, dll)
Dibahas hasil percobaan (apa yang didapat dari percobaan, mengapa demikian, jika tidak sesuai teori atau percobaan sebelumnya, dijelaskan mengapa)
Jangan lupa dibandingkan dengan lteratur
Laporan yang baik itu laporan yang pembahasannya lebih banyak daripada dasar teori/tinjauan pustaka :P

Kesimpulan 
Menjawab tujuan berdasarkan hasil dan pembahasan

Daftar Pustaka 
Sebaiknya hindari mengambil dari wikipedia, wordpress, maupun dari blog
Format penulisan: nama(dibalik), tahun, judul, edisi, penerbit, kota terbit
Kalau dari jurnal: nama, judul penelitian, nama jurnal, volume, halaman.

Lampiran
Berisi hasil perhitunagn/data mentah, foto selama praktikum (hasil dari percobaan difoto, jangan foto selfie)
 

Demikian ilmu dari saya, semoga bermanfaat, dan semangaaaat :D


Kamis, 28 Agustus 2014

Gaya berpakaian dan fashion dalam pandangan Kristen


 

    Zaman didunia ini menunjukkan kedinamisannya. Tidak hanya dalam hal teknologi dan komunikasi, tetapi juga mewabah dalam hal berpakaian. Hasil peradaban manusia inipun menunjukkan perubahannya. Mulai dari aksesoris dan model yang menghiasi pakaian hingga mode pakaian yang serba minim. Tak hayal model berpakaian yang serba minim ini sering menunjukkan ‘aurat’ pemakainya. Sayangya, belakangan ini semakin banyak budaya barat dengan model pakaian yang tidak segan-segan memamerkan bagian tubuhnya. Padahal budaya barat ini kerap kali diidentikan dengan kekristenan. Banyak aktor-artis yang ‘ngakunya’ Kristen tapi berani berpakaian terbuka tidak hanya di infotaiment atau acara-acara TV lainnya bahkan didepan umum. Sebuah fenomena dimana memamerkan bagian tubuh tertentu dengan pakaian minim bukan lagi suatu hal yang aneh
    Hal ini cukum mengusik saya untuk mengerti dengan benar tentang cara berpakaian menurut Alkitab khususnya wanita, karena banyaknya wanita yang tidak hanya berpergian ke tempat umum, jalan-jalan dengan teman saja, tetapi ke gereja juga dengan pakaian minim. Saya pernah diskusi dengan teman “sepupu” kita , menurut dia, dalam kitabnya tertulis dengan jelas aturan berpakaian. Banyak kaum muslim bangsa ini menganggap budaya barat identik dengan pengumbaran aurat wanita, dan kekristenan dianggap merupakan penyebab munculnya budaya tersebut. Apakah benar demikian? Mari telusuri bersama-sama.
     Pertama-tama yang harus diketahui bahwa Alkitab jelas-jelas melarang perzinahan maupun pornografi. Ayat-ayat berikut ini merupakan buktinya.
     Kejadian 9:20-27. Di sini dikisahkan tentang Nuh yang mabuk dan tertidur dengan telanjang, lalu Ham melihat aurat Nuh tersebut dan menceritakan pada kedua saudaranya (Sem dan Yafet). Lalu Sem dan Yafet masuk dan menutupi aurat Nuh sambil memandang ke arah lain supaya tidak melihat aurat Nuh. Ketika Nuh terbangun dan mengetahui apa yang terjadi, ia mengutuk Ham karena perbuatannya itu, dan memberkati Sem dan Yafet atas perbuatannya.
     Keluaran 20:14 “Jangan Berzinah”. Ini ayat yang cukup singkat, namun dalam aplikasinya di agama Yudaisme/Yahudi, peraturan ini mempunyai cakupan yang sangat luas, mengatur berbagai hal-hal yang berkaitan dengan pornografi, seks, perzinahan dan sebagainya.
       Matius 5:27-28 “Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Dari ayat-ayat tersebut, sudah jelas bahwa Kristen melarang perzinahan maupun pornografi. Namun, konsep Kristen mengenai aurat tubuh memiliki perbedaan dibanding konsep Islam. Saya akan mencoba menjelaskannya.
     Dalam Kristen, di Kejadian 1-2, disebutkan jelas bahwa manusia merupakan gambar Allah, ciptaan  yang paling mulia. Manusia diciptakan dengan begitu indah dan begitu sempurna oleh Allah, berbeda dibanding binatang-binatang lain. Tiap lekuk tubuh manusia diciptakan dengan begitu sempurna dan begitu indah, serupa gambar Allah sendiri. Coba bayangkan, seandainya saja kulit manusia diciptakan serupa kulit gajah, bagus tidak? Seandainya leher manusia diciptakan serupa leher jerapah, bagus tidak?
   1 Korintus 11:7 “Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah.” Manusia diciptakan secara unik dan indah oleh Allah. Manusia merupakan gambar Allah yang menyinarkan kemuliaan Allah. Itulah sebabnya Adam dan Hawa tidak merasa malu sekalipun mereka telanjang bulat di taman eden.
    Namun satu hal lagi yang perlu dicatat adalah: gambar Allah tersebut telah rusak sejak manusia jatuh dalam dosa. Itulah sebabnya Adam dan Hawa tidak menjadi malu setelah mereka jatuh dalam dosa: mereka menutupi tubuh mereka, gambar Allah yang telah rusak tersebut, dengan daun tumbuhan. Jadi di satu sisi, tubuh manusia ini merupakan gambar Allah, yang menyinarkan kemuliaan Allah. Namun di sisi lain, gambar Allah ini telah rusak oleh dosa. Ini bisa diibaratkan seperti keindahan alam. Di satu sisi kita masih bisa melihat keagungan Allah ketika menyaksikan keindahan alam di gunung bromo misalnya. Namun di sisi lain, ada juga alam yang telah rusak mengerikan, seperti gurun sahara misalnya.
    Jadi dalam konsep Kristen, kita masih bisa melihat “sisa-sisa” keindahan gambar Allah melalui keindahan tubuh manusia. Namun karena gambar Allah ini telah rusak, akibatnya seringkali tubuh manusia itu memicu hal-hal yang salah, atau memicu dosa, misalnya dosa pornografi atau perzinahan.

 

Karena itu, Kekristenan memiliki konsep yang paling moderat mengenai tubuh wanita: wanita boleh “memamerkan” keindahan tubuhnya, misalnya dalam fashion show atau peragaan busana atau dalam dunia modeling. Namun mengingat tubuh ini sudah rusak oleh dosa, memperlihatkan keindahan tubuh tersebut juga tidak boleh berlebihan karena itu akan memicu pornografi. Jadi kalau wanita memakai tank top atau memakai bikini, itu sah-sah saja menurut Kristen. Namun kalau telanjang bulat, bugil, memperlihatkan alat kelamin, atau membuat film porno, itu tidak boleh.
Ibarat senar biola. Jika senar biola terlalu kendor, senar tersebut tidak akan bisa menghasilkan bunyi saat digesek. Namun jika senar biola tersebut terlalu dikencangkan, senar tersebut akan putus. Jadi senar tersebut tidak boleh terlalu kendor dan tidak boleh terlalu kencang.
Sayangnya, budaya barat memegang paham liberal berperan dalam kemajuan fashion terutama gaya berpakaian, cenderung memiliki gaya atau model berpakaian yang lebih ke arah “memamerkan” tubuhnya, apalagi bangsa barat notabene bermayoritas beragama Kristen. Sehingga, Kristen tidak lepas atas tuduhan menyebarkan budaya liberalisme, umbar aurat, bahkan pornografi dan seks bebas.
Sebenarnya prinsip yang paling mendasar dalam cara kita berpakaian adalah sikap penghargaan terhadap tubuh kita, yang diciptakan Tuhan amat baik adanya (lih. Kej 1:31). Rasul Paulus mengingatkan bahwa ‘tubuh itu bukan untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan’ (1 Kor 6:13) oleh karena itu, kita selayaknya melihat tubuh ini bukan sebagai obyek kesenangan mata, tetapi sebagai ciptaan Tuhan yang mulia, sebab tubuh kita adalah bait Allah:
“… tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:19- 20).
Dengan demikian, tubuh kita merupakan cerminan jiwa: apa yang kita hayati di dalam jiwa kita, terpancar ke luar dengan cara bagaimana kita bersikap dengan tubuh kita.
Nah, hal berpakaian sopan/ bersahaja, itu berkaitan dengan prinsip dasar ini. Kitab Suci lebih lanjut menyebutkan beberapa prinsip selanjutnya tentang hal berpakaian yang tidak dapat dilepaskan dengan perbuatan baik lainnya:
“Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah.” (1 Tim 2:9-10)
“Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya…” (1 Pet 3:5)
Sepanjang pengetahuan saya, tatacara dan ukuran berpakaian umat secara umum tidak disebutkan di dalam Kitab Suci. Namun prinsip dasarnya diajarkan, yaitu kita harus menghargai tubuh kita, dan memperlakukannya sebagai milik Tuhan, sebab kita telah ditebus oleh-Nya.
Patut disayangkan memang, banyak orang (terutama wanita) tidak berpakaian yang layak/sopan, tidak hanya didepan khayalak umum seperti di mall, pusat perbelanjaan, dan tempat-tempat lainnya bahkan pada saat mereka sedang beribadah di gereja.
Karena itulah sudah seharusnya kita anak-anak Allah menjaga tubuh kita sebagai “bait Allah” dangan kesopanan dalam berpakaian. Jika kita dapat berpakaian dengan sopan untuk pergi ke sekolah, berkuliah, hendak bertemu guru atau dosen, atau hendak pergi ke kantor, mengapa kita berpakaian seadanya jika kita hendak bertemu dengan Tuhan Allah yang Maha Tinggi dalam ibadah Minggu? Sudah seharusnya kita sebagai orang-orang Kristen dapat memberikan teladan dengan berpakaian sopan dan pantas, layak untuk dilihat semua orang, sehingga dengan begitu keta memuliakan Allah kita dengan cara berpakaian kita.


 Mulai dengan pemikiran “Apakah dengan pakaian ini aku semakin memuliakan Allah atau malah mempermalukan Allah?”  “Apakah dengan pakaian ini aku memancarkan terang Kristus atau justru sebaliknya?” ingat dimanapun kita berada kita harus tetap memancarkan terang Kristus supaya mereka yang melihat  juga dapat menyaksikan kasih dan terang Kristus melalui dirimu dan cara berpakaianmu
Selanjutnya, jika kita sudah berusaha berpakaian dengan sopan, sudahkah juga kita mengendalikan diri dalam bersikap dengan tubuh kita, dengan tutur kata dan dengan pikiran kita? Sebab kebajikan kemurnian menyangkut tidak saja yang terlihat dari luar, tetapi juga yang ada di dalam hati.



Dari berbagai sumber dengan perubahan

Minggu, 29 Juni 2014

Tata Ibadah Pemuda Methodist Indonesia



1.       Saat Teduh
2.      Panggilan Beribadah     :                                                                                                          
3.      Votum
Pertolongan kepada kita adalah di dalam nama Allah yang menjadikan langit dan bumi, turunlah kiranya atas kita sekalian anugerah serta damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus. Amin
4.     Mars P3MI
5.      Pujian                                 :                                                                                                          
6.      Doa Syukur
7.     Pujian                                 :                                                                                                          
:                                                                                                          
8.      Responsoria                     :                                                                                                          
9.      Pujian                                 :                                                                                                          
10.   Kesaksian / Game
11.   Pujian                                 :                                                                                                          
12.  Sharing/Renungan/PA/Nonton Film/ Malam Puji dan Doa, lain-lain:                            
13.  Persembahan
Diiringi Pujian                   :                                                                                                          
14.  Doa Syafaat
a.    Doa Persembahan
b.                                                                                                                                                    
c.                                                                                                                                                    
d.                                                                                                                                                    
e.                                                                                                                                                    
15.  Doa Bapa Kami
16.  Doxologi, Doa Berkat, Amin 3x


Acara Hari Ini          :                                             
Jumlah Hadir :                                                        

Tanggal :                                                     
Persembahan :                                                          


Acara Minggu Depan :                                           
Pemain Musik :                                           
Pembawa :                                                     
Liturgos :                                                     

Kamis, 19 Juni 2014

ETIKA KEHIDUPAN ORANG METHODIST

Pada tahun 1739 beberapa orang datang kepada John Wesley untuk meminta nasihat,
bagaimana mereka memperoleh keselamatan.
Kemudian datang lagi beberapa orang meminta nasihat yang sama. Maka John Wesley
menetapkan satu hari untuk menasihati mereka. Setiap menghadiri pertemuan, ditutup
dengan doa sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Sejak saat itu timbullah kelompok
persekutuan yang pertama di Eropa dan kemudian di Amerika. Ciri kelompok
tersebut adalah kerinduan akan hidup yang suci, berkumpul dan berdoa bersamasama,
menerima petunjuk-petunjuk, serta mengawasi satu sama lain di dalam kasih dan
saling membantu memperoleh keselamatan. (Fil. 2 : 12-18).

Mereka dibagi ke dalam beberapa kelas (kelompok kecil) menurut tempat tinggal
masing-masing, sehingga lebih mudah diketahui apakah mereka betul-betul berusaha
untuk memperoleh keselamatan. Setiap kelas lebih kurang 12 orang dan seorang
dari antara mereka dipilih menjadi pemimpin dengan tugas-tugas sebagai berikut
 1. Mengunjungi Setiap orang anggota kelas (kelompok) paling sedikit sekali seminggu
 untuk:
    1.1 Menyelidiki kemajuan kerohaniannya
    1.2 Menasihati, memperingati, menghibur atau meneguhkan Iman (Kol 1 : 28)
    1.3 Mengumpulkan pemberian-pemberian yang akan diserahkan sebagai
    perbelanjaan Pendeta, keperluan Jemaat serta keperluan pekerjaan sosial. (Fil
    1 : 3-11)
 2. Berkumpul bersama Pendeta dan pemimpin-pemimpin kelas yang lain dalam jemaat
 seminggu sekali untuk:
    2.1 Memberitahukan kepada Pendeta orang-orang yang sakit, yang tidak
    mematuhi peraturan Gereja dan orang-orang yang tidak mau dinasihati.
    2.2 Menyerahkan semua pemberian yang telah diterimanya selama seminggu
    yang lalu kepada Bendahara Jemaat.

Hanya satu syarat yang harus dipenuhi seseorang yang ingin masuk ke dalam Gereja
Methodist, yaitu : Keinginan melepaskan diri dari murka yang akan datang dan
diselamatkan dari dosa-dosa mereka. Kalau benar-benar keinginan itu menjadi dasar
penghidupan orang tersebut, maka dia akan berbuah (Yoh 15 : 5)

Mereka yang ingin meneruskan keanggotaannya dalam kelompok-kelompok itu, harus
benar-benar membuktikan keinginan mereka akan keselamatan itu, yaitu :
 1. Dengan Tidak Berbuat Jahat Kepada Orang Lain.
     Menjauhkan diri dari segala kejahatan yang biasa dilakukan manusia, seperti
     1.1 Mempergunakan nama Allah dengan sia-sia.
     1.2 Menajiskan hari Tuhan dengan bekerja seperti hari biasa atau berjual-beli.
     1.3 Memiliki, membeli atau menjual hamba
     1.4 Berkelahi, bertengkar, berselisih, berperkara, mencaci maki, tawar menawar
            yang berlebih-lebihan.
     1.5 Membeli, menjual barang-barang yang belum dikenakan pajak.
     1.6 Memberi atau meminta bunga yang tidak sepantasnya, atau bunga yang tidak
             menurut hukum/Peraturan Pemerintah.
     1.7 Berbicara dengan kata-kata yang tidak berguna dcngan maksud memburukkan
             nama orang terutama pekerja Gereja dan pejabat-pejabat pemerintah.
     1.8 Melaksanakan sesuatu yang kita tabu tidak memuliakan Tuhan, seperti
                    1.8.1 Menghiasi diri dengan emas atau dengan pakaian mahal.
                    1.8.2 Menghibur diri dengan cara yang tidak dapat dipergunakan dalam
                             nama Yesus Kristus.
                   1.8.3 Menyanyikan nyanyian atau membaca buku yang tidak memimpin
                             kita kepada pengetahuan kasih Allah yang lebih dalam.
                  1.9 Kelemahan atau kemanjaan terhadap diri sendiri.
                  1.10 Mengumpulkan harta di dunia secara serakah (Matius 6: 21)
                  1.11 Meminjam tanpa kemungkinan membayar kembali dan mengangsur barang
                              tetapi tidak dapat melunasinya.
 2. Dengan Berbuat Baik Terhadap Semua Orang seperti : Memberi makanan
   kepada mereka yang lapar, mernberi pakaian, mengunjungi orang yang sakit dan
   orang yang berada dalam penjara.
     2.1 Mengajar, menasihati, menyapa orang dengan hati yang talus dan ikhlas.
     2.2 Memberikan pekerjaan bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan.
     2.3 Menvadarkan dan mengajak mereka untuk bersedia menyangkal diri dan
           memikul salibnya setiap hari.
 3. Dengan Memperhatikan semua hukum Allah, seperti Menghadiri
     kebaktian.
       3.1 Melaksanakan Firman Tuhan yang kita baca dan kita dengar.
       3.2 Mengikuti Sakramen Perjamuan Kudus.
       3.3 Mengadakan kebaktian keluarga dan doa pribadi.
       3.4 Mendalami Firman Allah.
       3.5 Berpuasa dan menahan diri (Matius 6 :16-18)

Inilah etika hidup secara umum orang Methodist. Semuanya ini diajarkan Allah untuk
dilaksanakan melalui Firman-Nya yang kita terima. Kita percaya bahwa Roh-Nya
menuliskan etika hidup ini ke dalam hati yang terbuka. Jika salah seorang di antara
kita tidak mau mematuhinya atau yang dengan sengaja melanggar salah satu di
antaranya, haruslah soal itu diberitahukan kepada Pemimpin Jemaat, sehingga mereka
mengerti bahwa orang yang berbuat salah itu dipertanggungjawabkan
kepada Pemimpin Jemaat tersebut. Kita memberikan kesempatan
kepadanya untuk menyadari kesalahannya. Tetapi jika dia tidak bertobat
atau berubah, maka dikeluarkan dari persekutuan. Hal ini berarti kita telah melepaskan
diri dari tanggungjawab terhadap orang tersebut