Kamis, 30 Januari 2014

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“LARUTAN PENYANGGA DAN LARUTAN GARAM”











Andrew Budiherlando            (XI.IA 6/02)
Benedicta Wijaya                   (XI.IA 6/00)
Dhian Siwi                              (XI.IA 6/00)
Kurnia Adi Yoga                    (XI.IA 6/20)
Yerikho Setyo Adi                  (XI.IA 6/31)
SMA Negeri 1 Salatiga
Jl. Kemiri No. 1 Salatiga
Laporan 1
A.   Judul Percobaan          : Larutan Penyangga 
B.   Tujuan Percobaan        :  
-         Mengidentifikasi apakan suatu larutan termasuk larutan penyangga atau bukan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran
-         Mempelajari sifat larutan penyangga dan bukan penyangga pada penambahan sedikit asam, basa, dan pengenceran.

C.   Dasar teori                     :
Larutan penyangga (larutan buffer) adalah larutan yang dapat mempertahankan derajat keasamannya (pH) walaupun mendapatkan penambahan larutan asam ataupun basa.
Larutan buffer dapat dibedakan menjadi dua, yaitu larutan buffer asam, dan larutan buffer basa. Larutan buffer asam adalah larutan buffer yang dapat mempertahankan pH di daerah asam (pH < 7), sedangkan larutan buffer basa adalah larutan yang dapat mempertahankan pH di daerah basa (pH > 7).
(Sukardjo.2007.Sains Kimia 2 SMA/MA.Jakarta:Sinar Grafika)

D.   Alat dan Bahan            :
1.     Indikator Universal
2.     30 mL larutan KCl 0,1 M
3.     2 mL larutan HCl 0,1 M
4.     2 mL larutan NaOH 0,1 M
5.     10 mL larutan CH3COOH 0,1 M
6.     10 mL larutan CH3COONa 0,1 M
7.     20 mL akuades (air suling)

E.    Cara Kerja                    :
1.     Dengan menggunakan indikator universal, diukur pH larutan KCl 0,1 M
2.     Disiapkan 3 gelas kimia 100 mL. Diisi masing-masing dengan 10 mL larutan NaCl 0,1 M, kemudian:
                                                             i.      Ke dalam gelas kimia 1 ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M
                                                           ii.      Ke dalam gelas kimia 2 ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M
                                                        iii.      Ke dalam gelas kimia 3 ditambahkan 10 mL akuades
Diukur pH ketiga larutan itu.
3.     Dicampurkan 10 mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 10 mL larutan CH3COONa 0,1 M dalam sebuah gelas kimia. Diukur pH larutan itu.
4.     Disiapkan 3 gelas kimia yang bersih dan kering, diisi masing-masing gelas kimia dengan 5 mL larutan dari prosedur (3). Kemudian:
                                                             i.      Ke dalam gelas kimia 1 ditambahkan 1 mL larutan HCl 0,1 M
                                                           ii.      Ke dalam gelas kimia 2 ditambahkan 1 mL larutan NaOH 0,1 M
                                                        iii.      Ke dalam gelas kimia 3 ditambahkan 10 mL akuades
Diukur pH ketiga larutan tersebut.

F.    Data Hasil Pengamatan         :
1.     Pada prosedur 1 didapati pH KCl = 6
2.     Pada prosedur 2 didapati :
                                                             i.      pH campuran KCl dengan HCl = 2
                                                           ii.      pH campuran KCl dengan NaOH = 10
                                                        iii.      pH campuran KCl dengan akuades (pengenceran) = 6
3.     Pada  prosedur 3 didapati pH campuran CH3COOH dengan CH3COONa = 5
4.     Pada prosedur 4 didapati :
                                                             i.      pH campuran CH3COOH + CH3COONa dengan HCl = 4
                                                           ii.      pH campuran CH3COOH + CH3COONa dengan NaOH = 5
                                                        iii.      pH campuran CH3COOH + CH3COONa dengan akuades = 5

G.   Pembahasan                 :
Pada praktikum kali ini, diuji pH beberapa larutan. Didapatkan larutan KCl 0,1 M ber-pH 6. Lalu larutan KCl tersebut dibagi kedalam 3 gelas kimia, masing-masing 10 mL. Larutan campuran antara 10 mL KCl 0,1 M dengan 1 mL HCl 0,1 M ber-pH 2, campuran antara 10 mL KCl 0,1 M dengan 1 mL NaOH 0,1 M ber-pH 10, campuran  antara 10 mL KCl 0,1 M dengan 10 mL akuades (pengenceran) ber-pH 6.
Sedangkan larutan campuran antara 10 mL CH3COOH 0,1 M dengan 10 mL CH3COONa 0,1 M ber-pH 5. Lalu larutan campuran antara CH3COOH dengan CH3COONa sebanyak 20 mL dibagi kedalam gelas kimia sebelumnya yang sudah dicuci bersih dan dikeringkan, masing masing 5 mL. Larutan campuran antara  CH3COOH + CH3COONa 5 mL dengan 1 mL larutan HCl 0,1 M ber-pH 4, campuran antara CH3COOH + CH3COONa 5 mL dengan larutan NaOH 0,1 M ber-pH 5, campuran antara CH3COOH + CH3COONa 5 mL dengan 10 mL akuades ber-pH 5. Sehingga didapatkan 8 larutan dengan pH yang berbeda-beda. Dari 8 larutan hasil praktikum tersebut, dapat diidentifikasi mana yang termasuk larutan penyangga dan yang bukan, berdasarkan pH yang dihasilkan. Dari hasil praktikum tersebut, yang termasuk larutan buffer adalah larutan campuran dari CH3COOH dengan CH3COONa karna dapat mempertahankan pH dari penambahan sedikit asam dan basa. Sedangkan pengenceran disini tidak mengubah kadar pH (pH tetap).
Sehingga, berdasarkan hasil praktikum diatas dapat disimpulkan sifat-sifat larutan penyangga (larutan buffer), yaitu larutan tersebut bersifat asam yang dicampurkan dengan garam yang mengandung basa konjugasinya.
Contoh : Campuran antara CH3COOH  (asam lemah) dengan CH3COONa (basa konjugasinya)
Rumus Kimia :
CH3COOH(aq) + NaOH(s)                              CH3COONa(aq) + H2O(l)
Terlepas dari kesimpulan yang didapat dari praktikum diatas, menurut buku panduan kami terdapat 2 macam larutan penyangga (larutan buffer), yaitu larutan buffer asam dan larutan buffer basa.
Larutan buffer asam dapat dihasilkan dengan 2 cara, yaitu :
1.     Mencampurkan adam lemah dengan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah tersebut
Contoh : CH3COOH dengan CH3COONa
              CH3COOH dengan CH3COOK
              HCN dengan NaCN
2.     Mereaksikan asam lemah dengan basa kuat dengan syarat asam lemah berlebih (ada sisa asam lemah).
Contoh : CH3COOH dengan NaOH
      CH3COOH + NaOH                    CH3COONa + H2O
                CH3COOH dengan KOH
      CH3COOH + KOH                     CH3COOK + H2O
               (dengan syarat CH3COOH berlebih)
          Sedangkan larutan buffer basa dapat dihasilkan 2 cara, yaitu :
3.      Mencampurkan basa lemah dengan garam yang mengandung asam konjugasi dari basa lemah tersebut
Contoh : NH3 dengan NH4Cl
             NH3 dengan (NH4)2SO4
4.     Mereaksikan basa lemah dengan asam kuat dengan syarat basa lemah berlebih (ada sisa basa lemah)
Contoh : HCl dengan NH3
                       HCl + NH3                                            NH4OH          
                       NH4OH dengan HCl
               NH4OH + HCl                    NH4Cl + H2O
              (dengan syarat NH3 dan NH4OH berlebih)

H.   Daftar Pustaka             :
Utami, Budi, dkk.2009.KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.
Sukardjo.2007.Sains Kimia 2 SMA/MA.Jakarta:Sinar Grafika











Laporan 2
I.       Judul Percobaan          : Sifat Larutan Garam
J.      Tujuan Percobaan        : 
Menyelidiki sifat asam atau basa berbagai jenis larutan garam.
K.   Dasar teori                     :
Senyawa garam merupakan hasil reaksi dari asam dengan basa. Garam tersebut memiliki kemungkinan berasal dari reaksi antara asam kuat dengan basa kuat, asam kuat dengan basa lemah, asam lemah dengan basa kuat, atau asam lemah dengan basa lemah. Dari campuran tersebut dapat dihasilkan garam yang bersifat asam, basa, maupun netral. Hidrolisis digunakan untuk mengetahui sifat dari garam tersebut, apakah bersifat asam, basa, ataupun netral. Sebab hidrolisis adalah reaksi suatu ion (dari asam maupun basa) dengan air. Berlangsungnya hidrolisis disebabkan karena adanya kecenderungan ion-ion tersebut untuk membentuk asam atau basa asalnya.
L.    Alat dan Bahan            :
1.     Kertas Lakmus
2.     Papan penumbuk
3.     Larutan Na2CO3
4.     Larutan Na3PO4
5.     Larutan CH3COONa
6.     Larutan KCl
7.     Larutan NH4Cl

M. Cara Kerja                    :
Dengan menggunakan kertas lakmus, ujilah pH dari berbagai jenis larutan garam.
1.     Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat.
Contoh : KCl
2.     Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah.
Contoh : NH4Cl
3.     Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat.
Contoh : Na2CO3, Na3PO4, dan CH3COONa
4.     Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.
Contoh : -

N.   Data Hasil Pengamatan         :
Tabel Warna Lakmus Larutan Garam
Rumus Kimia Garam
Lakmus Biru
Lakmus Merah
Hasil
Na2CO3
Biru
Biru
Basa
Na3PO4
Biru
Biru
Basa
CH3COONa
Biru
Biru
Basa
KCl
Biru
Merah
Netral
NH4Cl
Merah
Merah
Asam

Tabel Hubungan Kekuatan Asam dan Basa Pembentuk Garam dan Sifat Larutan Garam
No
Rumus Kimia Garam
Basa Pembentuk
Asam Pembentuk
Sifat Larutan
Rumus
Jenis
Rumus
Jenis
1.
Na2CO3
NaOH
Basa Kuat
H2CO3
Asam Lemah
Basa
2.
Na3PO4
NaOH
Basa Kuat
H3PO4
Asam Lemah
Basa
3.
CH3COONa
NaOH
Basa Kuat
CH3COOH
Asam Lemah
Basa
4.
KCl
KOH
Basa Kuat
HCl
Asam Kuat
Netral
5.
NH4Cl
NH3
Basa Lemah
HCl
Asam Kuat
Asam

O.   Pembahasan                 :
Pada percobaan kali ini, diuji beberapa larutan garam yang merupakan hasil reaksi dari larutan asam dan basa berupa Na2CO3, Na3PO4, CH3COONa, KCl, dan NH4Cl. Lalu kami menggunakan papan penumbuk. Pada masing-masing cekungan di papan penumbuk, kami masukkan masing-masing 5 tetes di tempat yang berbeda-beda. Lalu kami uji pH sifat masing-masing larutan dengan menggunakan kertas lakmus. Didapatkan Na2CO3, Na3PO4, CH3COONa bersifat basa karena mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Didapatkan KCl bersifat netral karena tidak mengubah warna kertas lakmus.Didapatkan NH4Cl bersifat asam karena mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Ditinjau dari komponen penyusun masing-masing larutan, didapatkan  Na2CO3 yang bersifat basa, disusun oleh NaOH (basa kuat) dan H2CO3 (asam lemah). Sedangkan Na3PO4 yang bersifat basa, disusun oleh NaOH (basa kuat) dan H3PO4 (asam lemah). CH3COONa bersifat basa, disusun oleh NaOH (basa kuat) dan CH3COOH (asam lemah). KCl yang bersifat netral, disusun oleh KOH (basa kuat) dan HCl (asam kuat). Namun NH4Cl bersifat asam, disusun oleh NH3 (basa lemah) dan HCl (asam kuat).


Sehingga dapat disimpulkan bahwa :
a.     Reaksi asam kuat dan basa kuat menghasilkan garam bersifat netral.
b.     Reaksi asam kuat dan basa lemah menghasilkan garam bersifat asam.
c.      Reaksi asam lemah dan basa kuat menghasilkan garam bersifat basa.
Terlepas dari hasil penelitian di atas, berdasarkan buku panduan kami, dikatakan juga bahwa reaksi asam lemah dengan basa lemah akan menghasilkan garam yang sifatnya tergantung dari besar kecilnya kekuatan asam ataupun basanya (Ka atau Kb). Jika Ka lebih besar, maka larutan garam akan bersifat asam. Sedangkan jika Kb lebih besar, larutan garam akan bersifat basa.
Alasan mengapa larutan garam bisa bersifat basa, asam, maupun netral seperti yang didapat di tabel, dapat dijelaskan melalui teori hidrolisis garam.
1.     Larutan garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral karena garam-garam dalam air tidak terhidrolisis.
KCl                      K+ + Cl-
K+ + H2O              tidak terhidrolisis
Cl- + H2O             tidak terhidrolisis
2.     Larutan garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam karena basa lemahnya terhidrolisis dalam air.
NH4Cl                  NH4+ + Cl-
Cl- + H2O             tidak terhidrolisis
NH4+ + H2O          NH3 + H3O+
*H3O+ bersifat asam, sehingga larutan menjadi asam.
3.     Larutan garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa karena asam lemahnya terhidrolisis dalam air.
Na3PO4                            3Na+ + PO43-
Na+ + H2O            tidak terhidrolisis
PO43- + H2O                   HPO42- + OH-
*OH- bersifat basa, sehingga larutan menjadi basa.
4.     Larutan garam dari asam lemah dan basa lemah memiliki sifat tergantung dari besar kecilnya Kb atau Ka karena asam lemah dan basa lemahnya akan terhidrolisis total dalam air.
CH3COONH4                 CH3COO- + NH4+
CH3COO- + H2O            CH3COOH + OH-
NH4+ + H2O                             NH3 + H3O+
*OH- bersifat basa, H3O+ bersifat asam. Sehingga sifatnya tergantung dari kekuatan Ka atau Kb.
P.    Daftar Pustaka             :
Utami, Budi, dkk.2009.KIMIA Untuk SMA/MA Kelas XI Program Ilmu Alam.Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional.