Hikayat
Inderaputra (Sastra Melayu Klasik)
Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa
adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan
saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil,
ia telah diterbangkan oleh sekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan
dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak
perdana menteri.
Tersebutlah
perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda
pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah
mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di
sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu
sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat
daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati
hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup
pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu.
Maka
pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia
pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan
bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri
yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia
bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin.
Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap
dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati.
Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti
memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar
berbagai hikmat. Berkata Berma Sakti kepada Indraputera,” Hai anakku, pejamkan
matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat
itu”.
Indraputera
memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek
kebayan di negerinya.
Raja
Syahsian dan perdana menteri sangat gembira. Setelah memakan obat yang dibawa
Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan
seorang anakyang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan.
Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana
dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari
batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah
sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera.
Tuan
Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan
puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak
dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan
puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.”
Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah
yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri
Bulan.
Ringkasan Cerita
Pangeran
Inderaputra, seorang pangeran yang arif bijaksana, sayangnya bernasib tidak
mujur. Ketika diangkat menjadi perdana mentri, pangeran mengetahui bahwa sang raja
tidak bisa memiliki anak. Maka sang pangeran mencari obat untuk raja Syahsian
karena raja Syahsian tidak memiliki anak. Berbagai rintangan ia hadapi untuk
mendapatkan obat itu, dan akhirnya sang pangeranpun mendapatkannya.
Sang
permaisuri rajapun hamil, dan lahirlah seorang anak perempuan. Sayangnya sang
pangeran dituduh bersalah dan diasingkan ke sebuah kerajaan. Oleh sang raja
kerajaan tersebut, pangeran mendapat hadiah sebuah selendang yang mampu
menyembuhkan penyakit. Ketika pangeran tahu bahwa sang putri raja sakit, maka
ia datang dan menyembuhkan sang putrid raja. Sang pangeranpun akhirnya dapat menyembuhkan sang putri dan
meminangnya.
Inti Cerita
Pangeran
Inderaputra, seorang pangeran yang arif bijaksana, mencari obat untuk raja
Syahsian karena raja Syahsian tidak memiliki anak. Berbagai rintangan ia hadapi
untuk mendapatkan obat itu, dan akhirnya sang pangeranpun mendapatkannya.
Sang
permaisuri rajapun hamil, dan lahirlah seorang anak perempuan. Setelah melaui
berbagai macam tantangan dan rintangan, akhirnya sang raja dapat meminangnya.
Kesimpulan
Lika-liku
kehidupan sang pangeran.
Amanat
1. Hidup itu penuh dengan
tantangan.
2. Bersabarlah dalam
menghadapi tantangan hidup ini, niscaya kita akan mendapat jalan keluarnya.
Nilai
Nilai
Budaya : budaya suatu kerajaan dimana yang bersalah diasingkan ke tempat lain
Relevansi dengan kehidupan sekarang
Relevansi
dengan kehidupan sekarang adalah hidup itu tidak mudah, untuk mencapai sebuah
tujuan haruslah menghadapi satu demi satu tantangan. Sama seperti Pangeran
Inderaputera yang ingin memperolah obat, tetapi harus menghadapi berbagai macam
tantangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar