Pengantar
Katekisasi Sidhi
Katekisasi
Sidi merupakan kesempatan mendalami firman Tuhan sekaligus membangun karakter
seorang remaja agar lebih dewasa mengikuti Tuhan Yesus Kristus dengan setia.
Maka menurut hemat saya harus diberi kesempatan bagi mereka mengikuti
pembelajaran sesuai dengan silabus (Kurikulum) yang dipersiapkan Gereja
masing-masing. Pemahaman sebahagian orang bahwa katekisasi sidi kesempatan
untuk mendapatkan ijin menikah, ada juga yang mengasumsikan memperoleh
sertifikat lepas tanggung jawab dari orang tuanya.
Yang benar bahwa
dalam Katekisasi sidi sebenarnya bukanlah hal itu tetapi adanya suatu masa
pembinaan bagi remaja agar menjadi lebih dewasa iman untuk melakukan kewajiban
sebagai pengikut Kristus. Maka dia harus dibimbing agar semakin mengenal
Yesus Kristus dan kabar sukacita dalam Alkitab, bertumbuh dalam kepercayaan dan
pengakuan iman kristen, hidup secara kristiani dengan pimpinan Yesus menghadapi
hari-hari dengan sukacita yang baru, bertujuan dan berpengharapan sebagai umat
Allah. Sehingga semakin tau membedakan mana yang baik dilakukan dan mana yang
jahat yang mau ditinggalkan. Sekarang perlu menyimak satu persatu tentang
Katekisasi Sidi gereja melakukan pembinaan warga gereja sejak dini agar peserta
sidi dulu, sekarang dan akan datang semakin mantap wawasannya sesuai dengan
iman kepercayaannya teguh dan tidak luntur ditelan jaman.
1. What (apa) itu sidi?
Sejak anak-anak sudah ada baptisan kudus yang dilakukan, mereka sudah dipanggil ikut masuk dalam persekutuan Kristen mewarisi kehidupan kekal. Selanjutnya menjadi tanggungjawab orang tua untuk mengajarkan firman Tuhan bagi putra-putri mereka, namun kenyataannya tidak sedikit orang tua yang lupa akan tugas dan tanggungjawabnya. Gereja sebagai institusi yang memiliki peranan penting terpanggil melakukan pembelajaran agar anak dipersiapkan secara dewasa baik jasmani dan dewasa iman. Ketika akan mengakhiri pelajaran itu, Pendetalah yang mengevaluasi hasil belajar mereka di hadapan pelayanan tahbisan dan orang tuanya masing-masing.. Mereka mengaku imannya di hadapan jemaat pada kebaktian Minggu sesuai dengan tatacara yang tertulis dalam gereja masing-masing. Mengakui Tuhan yang Maha Kuasa, pencipta, pemelihara, dan penguasa atas segala sesuatu. Yesus Kristus penyelamaat dan Roh Kudus adalah yang menguduskan hati manusia untuk percaya kepada karya keselamatan Kristus. Agar mereka mengerti akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai jemaat Kristus kepada Tuhan dan sesama manusia, membangun karakter agar mengasihi Tuhan dan sesama sehingga hidup mereka menjadi persembahan ibadah yang murni dan sejati bagi Tuhan, dan lain sebagainya.
1. What (apa) itu sidi?
Sejak anak-anak sudah ada baptisan kudus yang dilakukan, mereka sudah dipanggil ikut masuk dalam persekutuan Kristen mewarisi kehidupan kekal. Selanjutnya menjadi tanggungjawab orang tua untuk mengajarkan firman Tuhan bagi putra-putri mereka, namun kenyataannya tidak sedikit orang tua yang lupa akan tugas dan tanggungjawabnya. Gereja sebagai institusi yang memiliki peranan penting terpanggil melakukan pembelajaran agar anak dipersiapkan secara dewasa baik jasmani dan dewasa iman. Ketika akan mengakhiri pelajaran itu, Pendetalah yang mengevaluasi hasil belajar mereka di hadapan pelayanan tahbisan dan orang tuanya masing-masing.. Mereka mengaku imannya di hadapan jemaat pada kebaktian Minggu sesuai dengan tatacara yang tertulis dalam gereja masing-masing. Mengakui Tuhan yang Maha Kuasa, pencipta, pemelihara, dan penguasa atas segala sesuatu. Yesus Kristus penyelamaat dan Roh Kudus adalah yang menguduskan hati manusia untuk percaya kepada karya keselamatan Kristus. Agar mereka mengerti akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai jemaat Kristus kepada Tuhan dan sesama manusia, membangun karakter agar mengasihi Tuhan dan sesama sehingga hidup mereka menjadi persembahan ibadah yang murni dan sejati bagi Tuhan, dan lain sebagainya.
2. Why (mengapa) harus sidi?
Kesempatan baik bagi si Putra-putri Gereja dituntun dan dibina untuk menselaraskan gerak kehidupannya kepada Tuhan yang memberi berkat baginya. Maka pembelajaran sidi adalah moment yang pas dalam mengawali pentingnya mengajarkan dan menanamkan pengenalan Tuhan melalui karya-karyaNya, mengajarkan ajaran john Wesley, khatehismus karangan Marthin Luther yang terdiri dari : Hukum Taurat, kesaksian iman orang Kristen, Doa Bapa kami, Baptisan Kudus, perjamuan Kudus, doa berisi ringkas, padat dan jelas, mengajarkan sejarah Gereja dan perkembangan-perkembangan masa kini, belajar buku ende dan bahkan pengetahuan umum skop yang lebih luas. Sebaiknya orangtua dan anak dapat saling menopang agar dapat mengikuti pembelajaran sidi itu selama satu tahun. Artinya kurikulum yang sudah dipersiapkan harus diikuti agar suatu saat menjadi jemaat yang matang. Pengalaman penulis di berbagai gereja mulai gereja yang berada di desa dan gereja yang berada kota hampir sama, usul-usul orang tua yang berkembang agar anaknya dapat menerima peneguhan sidi tanpa menerima pembelajaran Sidi karena merekapun katanya menerima pendidikan Agama di sekolah mereka, melalui tulisan ini saya tegaskan tidak bisa disamakan bahan ajar di sekolah dengan pembelajaran Katekisasi sidi mungkin ada muatannya yang sama tetapi ada banyak ketidaksamaannya yang tidak diajarkan di sekolah mereka.
3. When (kapan) mengikuti pembelajaran sidi?
Di dalam gereja Methodist bahwa yang telah berusia 15 tahun ke atas dapat mengikuti pembelajaran sidi dan lamanya katekiasasi sidi antara 3-6 bulan (disesuaikan dengan bahan) atau biasa dirumuskan 15 - 30 pertemuan dan sekali pertemuan lamanya kurang lebih 60 menit. Penulis pernah mengadakan katekisasi khusus bagi mereka yang sudah bekerja dan katekiasasi kilat bagi mereka yang akan segera meried dan mereka akan menerima pembelajaran khusus karena satu hal dan lain hal.
4. Where (dimana) menerima pembelajaran sidi?
Pada saat memasuki usia 15-20 tahun sebaiknya di gereja asalnya segera mengikuti katekisasi sidi tetapi kalau sudah meninggalkan kampung halamannya mungkin karena alasan kuliah dan alasan tapi belum menerima sidi sebaiknya di mana gereja yang paling dekat menerima bahan ajar setelah diterimalah surat keterangan dari Pendeta Resort atau pimpinan jemaatnya! Agar mereka dapat menerima pembelajaran sidi di gereja yang terdekat. Alasannya kenapa harus seperti itu karena itu kesempatan baginya memperdalam firman Tuhan melalui bahan ajar katekisasi sidi. Tetapi ada juga budaya rasa malu kalau usianya sudah di atas 25 tahun sudah mulai enggan mengikutinya, temuan yang terjadi dalam pelayanan pada saat mau menikah, itulah kesempatan baginya, bisa saja itu karena terpaksa dia harus mengikuti! Karena syarat mau menikah di gereja Protestant harus lebih dahulu sidi. Kadang-kadang keadaan ini memprihatinkan, sebaiknya harus dipersiapkan dirinya menjadi jemaat yang taat akan aturan yang berlaku di gerejanya.
5. Who (Siapa) yang akan disidikan?
Pertanyaan ini agak pelik untuk dijawab karena belum semua warga jemaat memahami secara bersama orang yang mengikuti pembelajaran sidilah yang pastas menerima peneguhan sidi. Kadang-kadang temuan yang terjadi sepertinya tidak dapat ditolerir kebenarannya, bagi penulis menyarankan sebaiknya orang tua harus satu visi berama majelis dan pelayan full timer, setiap yang menerima pembelajaran sidilah yang menerima peneguhan sidikan. Maukah kita konsisten melakukannya? Atau suka-suka kita aja. Bisa itu mengundang masalah baru dan bahkan sampai meng-kambing-hitamkan yang lain demi kepentinganmu. Imbauan penulis, dengan jiwa besar setiap yang mengikuti bahan ajar sidi yang layak menerima peneguhan sidi. Mari kita serius melakukannya.
6. How (Bagaimana) orang yang menerima peneguhan sidi?
Pertama: memiliki komitmen agar menjadi pengikut Kristus yang menunjukkan curi teladan. Kedua: Siap bertarung mempertarungkan iman percayanya agar hidupnya tetap dikendalikan firman Tuhan, dan pedoman hidupnya selalu beralaskan firman Tuhan. Ketiga: tidak mudah diombang ambingkan oleh arus jaman yang cepat berubah-ubah.
7. Lalu, hubungan sidi dengan prasyarat menikah?
Bagi gereja protestan khususnya Methodist orang yang sudah menerima peneguhan sidi adalah yang layak memasuki jenjang pernikahan kudus. Adapun alasan yang pertama: penulis merumuskan mereka sudah dikategorikan dapat bertumbuh secara jasmani dan bertumbuh secara spritual sesuai dengan iman percayanya. Kedua: pembinaan selama pembelajaran sidi membentuk pola berpikir semakin kritis membaca tanda-tanda jaman. Ketiga: menunjukkan kesetiaan dalam kehidupannya dan berpengharapan penuh melalui sola fide (hanya karena iman), sola scriptura (hanya karena firman Tuhan), sola Gratia (hanya karena anugerah) menjadi baro meter hidupannya. Jika dibandingka dengan dogma Katolik bahwa syarat menikah adalah orang yang mengikuti katakumen, persis sama dengan gereja protestan.
(Penulis adalah Pdt. Haposan Sianturi, tulisan ini dimuat dalam Buletin Narhasem Edisi September 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar